1. Kecoa bisa terbang
Megaloblatta
longipennis, seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas, dapat
merentangkan sayapnya hingga 185 mm. Untungnya, dia hidup di Amerika
Tengah dan Selatan. Pada umumnya, kecoa jarang terbang karena jika
terbang, tubuh mereka akan panas jika mereka terbang.
2. Menyebabkan global warming
Studi
menunjukkan bahwa kecoa kentut rata-rata tiap 15 menit. Bahkan setelah
mati, mereka akan tetap melepaskan metana hingga 18 jam. Dalam skala
global, gas dalam perut serangga diperkirakan menyumbang 20% dari semua
emisi metana. Fakta ini menempatkan kecoa sebagai salah satu kontributor
terbesar global warming. Kontributor besar lainnya adalah rayap dan
sapi.
3. Mati telentang
Kecoa
liar mati (pada sebagian besar kasus), di dalam perut burung-burung
atau hewan kecil lainnya yang memakannya. Di rumah kita, mereka mati
karena tidak dapat membetulkan posisinya setelah jatuh. Di alam liar,
dimana banyak dedaunan dan kayu-kayu kering, kecoa memiliki sesuatu yang
bisa dipegang, namun di rumah kita, dengan lantai yang licin, kecoa
cuma bisa 'terdampar'. Sebagai tambahan, beberapa insektisida bekerja
dengan menyebabkan kekejangan otot dan kekurangan koordinasi otot, yang
menyebabkan serangga terbalik posisinya. Tanpa kemampuan untuk
mengontrol ototnya, kecoa mati dalam keadaan telentang.
4. Kecoa 'internasional'
Nama
'cockroach' dipercaya berasal dari bahasa Spanyol 'cucaracha', dengan
pertama kali digunakan dalam bahasa Inggris 'cacarootch' di 1624. Kecoa
juga punya nama internasional, seperti berikut ini.
A) Bulgarian: ???????? f
B) Chinese: ?? (zhang1 lang2)
C) Dutch: kakkerlak m
D) Hebrew: ??? m (jook)
E) Japanese: ???? (gokiburi)
F) Mongolian: ???? (joom)
G) Russian: ??????? m (tarakan)
H) Swedish: kackerlacka
I) Turkish: hamam böcegi
J) Urdu: ?????
5. Vocal Cords
Madagascar
Hissing Cockroach yang terkenal itu dipercaya satu-satunya serangga
yang menggunakan lorong udaranya untuk membuat suara. Sebagian besar
serangga lain memproduksi berbagai suara dengan menggosok bagian-bagian
tubuh bersama-sama (catatan: beberapa kumbang memaksa udara untuk
melalui piringan pelindung mereka, namun ini tidak melibatkan sebuah
lorong udara pernapasan). Hisser membuat dua suara berbeda, ketika
mereka merasa terganggu dan ketika dua ekor jantan saling berhadapan.
Karena mereka berukuran besar (5-8 cm) dan tidak memiliki sayap, mereka
sering digunakan di film-film.
6. Tidak berkepala
Kecoa
tidak membutuhkan kepala untuk dapat bertahan hidup. Sebagai
pembanding, manusia membutuhkan kepala untuk 3 fungsi, antara lain:
1. Bernapas melalui hidung dan mulut, dan pernapasan dikontrol oleh otak.
2. Kehilangan kepala menyebabkan kehilangan darah secara drastis.
3. Kita makan melalui mulut.
Namun bagi kecoa:
1. Mereka bernapas melalui ventilator di seluruh tubuhnya dan otak tidak mengontrol fungsi ini.
2. Serangga tidak memiliki tekanan darah seperti pada mamalia dan tidak akan 'bleed out'
3.
Sebagai seekor hewan berdarah dingin, makanan yang sedikit dapat
bertahan sebulan penuh. Kecoa tanpa kepala dapat bertahan hidup cukup
lama.
7. Kecoa menyebabkan asma
Alergi
kecoa pertama kali dilaporkan sekitar 50 tahun yang lalu, dan sangat
berbahaya. Alergen kecoa adalah kotorannya dan serpihan-serpihan dari
bangkai kecoa yang menjadi debu dan masuk ke dalam tabung bronchial.
Kepekaan terhadap debu ini memicu reaksi alergi bronkial yang dikenal
sebagai asma.
8. Mari berhitung
Kecoa
Jerman (Blatella germanica) adalah hama kecoa yang paling banyak dengan
siklus hidup sekitar 100 hari dan mereka hidup sekitar 6 bulan. Sang
betina dapat memproduksi 6-8 tempat telur selama 6 bulan hidupnya, yang
membuat 180-320 kecoa baru. Jika hanya 10 anaknya menjadi betina subur
(dan itu merupakan perkiraan kecilnya - jumlahnya bisa lebih dari 100),
ada ribuan ekor kecoa dalam beberapa bulan saja.
9. Mereka sangat cepat!
Penelitian menunjukkan bahwa kecepatan kecoa Amerika tercepat tercatat mendekati 2 mil per jam (75 cm per detik).
10. Kecoa dan radiasi
Ada
pembicaraan yang menyatakan kecoa merupakan satu-satunya yang dapat
bertahan hidup dalam serangan bom nuklir. Belum terbukti secara ilmiah,
namun ada beberapa bukti logisnya. Sel-sel hidup sensitif pada radiasi
terutama ketika mereka sedang membelah (itulah efektivitas dari radiasi
pada sel kanker). Sel-sel kecoa membelah hanya pada saat siklus molting,
sekitar sekali seminggu. Maka mereka bersifat sensitif pada radiasi
hanya sekitar 48 jam, atau 1/4 minggu. Manusia memiliki darah dan immine
stem-cell yang membelah secara konstan. Dengan radiasi bom nuklir,
semua manusia akan mati, namun hanya 1/4 dari kecoa yang akan bertahan
hidup. Yang menarik, Mythbusters melakukan tes dan ternyata kecoa dapat
hidup pada intensitas radiasi 10x yang dibutuhkan untuk membunuh
manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar