Bila seorang Justin Bieber benar-benar sukses dibunuh, maka kasus itu
akan jadi pembunuhan selebriti paling terkenal nomor dua " setelah John
Lennon. Justin masih hidup. Tapi seseorang yang berencana membunuh dan
memisahkan bagian tubuhnya sudah ditangkap sejak Desember lalu. Detail
rencana pembunuhan itu baru terungkap sekarang, dan semakin membuka mata
dunia hiburan pada salah satu titik terjauh fanatisme penggemar
terhadap idola mereka. Setelah dua bulan lebih mendekam di penjara, otak
di balik rencana pembunuhan sadis itu diperkenankan untuk ditemui
media.
Kami kumpulkan dari berbagai sumber, laki-laki paruh baya
yang berencana membunuh Justin dan mengambil beberapa bagian tubuhnya
itu bernama Dana Martin. Laki-laki penyendiri, mengaku tidak butuh
teman, dan terobsesi begitu jauh dengan sosok Justin. Lewat sebuah
wawancara, Dana mengaku awalnya ia hanya menyukai Justin karena musiknya
dan sosoknya yang manis. Dana menjelaskan, sambil kaki dan tangannya
dirantai ke badan, bahwa ia rajin men-download lagu-lagu Justin,
menonton kemunculannya di banyak program televisi, sampai akhirnya di
tahun 2011 memutuskan untuk mengabadikan sosok Justin di kaki kanannya.
Dana menato sosok Justin.
Sama seperti banyak penggemar fanatik
di luar sana, dengan obsesi tidak jelas dan berujung pada
khayalan-khayalan berbahaya, Dana kemudian rajin menulis surat untuk
Justin. Kabarnya, karena Dana menonton sebuah program televisi yang
mengatakan bahwa Justin ingin dikirimi surat oleh para penggemarnya.
Karena mengirim surat berbelas kali dan tidak mendapatkan balasan, Dana
geram dan merasa Justin sudah berubah dari sosok yang layak diidolakan
menjadi sosok yang menyebalkan. Sesuatu yang tidak dipahami Dana,
sayangnya, Justin memang berubah di mata semua orang " dari anak kecil
menjadi bintang remaja yang populer sejagad raya.
Dana sendiri
adalah penjahat sadis, yang sudah terkena berlapis-lapis hukuman karena
tindak kriminal sebelumnya. Karena itulah, Dana mempengaruhi teman
penjaranya untuk menggerakkan seseorang dari luar agar bisa melakukan
rencana tersebut. Sayangnya, mereka merekrut amatiran yang sama sekali
nggak paham apa yang harus ia lakukan. Kaki tangan itu tertangkap saat
mencoba menyeberang perbatasan di New Mexico. Bila mereka merekrut
seorang profesional, maka bisa dipastikan Justin Bieber akan bisa
diculik di tengah konser sold out-nya di Madison Square Garden, New
York, November lalu.
Dari sudut pandang medis sendiri, apa yang
terjadi pada Dana sangat normal. Dalam arti, Dana adalah penggemar
fanatik " seperti banyak kasus lain " yang mengembangkan hayalan
romantis dan erotis dengan idola mereka. Sesuatu yang dilakukan untuk
menambah rasa percaya diri, dan menjadi pelarian dari hidup asli mereka
yang mungkin...suram.
Selebriti-selebriti yang sangat terkenal
sudah pasti punya penggemar dengan isi kepala berbeda-beda. Dari yang
mendukung, sampai yang secara pribadi ingin terlibat dengan hidup
mereka. Muncullah istilah stalker yang banyak kita temukan. Menguntit
aktivitas idola mereka dengan intens, bahkan sampai melakukan
pelanggaran area pribadi. Sehingga saat ada kasus seperti itu, banyak
selebriti meminta larangan mendekat dalam jarak tertentu bagi si pelaku.
http://khususartis.blogspot.com/
Tentu
Justin Bieber bukan selebriti pertama yang mendapat ancaman kematian
sepanjang karir mereka. Tapi Justin pasti salah satu yang paling
terkenal. Taylor Swift, Selena Gomez, sampai Ellen Page belum lama juga
menerima ancaman serupa. Menanggapi kondisi tersebut, pihak management
sudah memastikan kondisi keamanan Justin dan para penggemarnya.
Tentu,
nggak semua idola beruntung, dan bisa menghindari fans-fans gila. John
Lennon adalah salah satunya. Di bulan Desember, 1980, John ditembak di
depan hotelnya oleh seorang penggemar, Mark David Chapman, yang hingga
saat ini tidak memiliki motif jelas saat melakukan penembakan. Setelah
menembak John, David hanya duduk diam menunggu ditangkap. Di tahun 1989,
seorang aktris muda yang sedang naik daun saat itu, Rebecca Schaeffer,
juga tewas di tangan seorang fans yang memiliki obsesi tidak sehat.
Kematian Rebecca lumayan membuat terhenyak dunia hiburan Hollywood saat
itu. Kabarnya, sang pembunuh beredar di lokasi pembunuhan beberapa jam
sebelum insiden dan sibuk menanyai para pejalan kaki di mana aktris muda
itu tinggal.
Kepopuleran punya banyak risiko. Mereka yang ingin
jadi populer, harus menyadari fakta ini. Suatu hari, fans-fans yang
kelewatan nggak hanya akan main cubit, menjambak. Ada yang mungkin
bahkan mengirim surat ancaman karena rasa suka mereka tidak terbalas. Di
Indonesia barangkali belum ada kasus seperti itu. Fans-fans di sini
masih mampu menjaga batas realita antara menjadi penggemar dan melakukan
sesuatu yang sudah kelewatan, atau sampai mengganggu kenyamanan idola
mereka sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar